Rabu, 07 November 2018

Mitigasi Bencana

Nama : Iwan Dwi Setiawan
NIM    : 16107162100

Penanggulangan Abrasi di Pulau Dewakang Kecil dengan menggunakan Breakwater

Pulau Dewakang kecil terletak pada 05o30’23” S dan 118o27’13” E Kec. Liukang Kalukalukuang MAS, Kab. Pangkajene Dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Di utara terdapat  Pulau Dewakang Besar dengan  jarak 12km dan timur terdapat Pulau Bangkauluang dengan jarak 20 km. Pulau Dewakang Kecil memiliki ketinggian 9 meter.

 Berdasarkan analisis menggunakan software Arcgis10.5 dengan citra Google Earth Pro tahun 2014 dan 2015 kita dapat mengetahui luasan area yang terjadi perubahan. Dari gambar 2 kita ketahui bahwa dengan perbedaan waktu sekitar setahun pada pulau ini terjadi sedimentasi dan abrasi. Daerah yang tersedimentasi berkisar 0,911 Ha, daerah yang terabrasi berkisar 0,655 Ha. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa perubahan garis pantai di Pulau Dewakang Kecil. Abrasi dominan terjadi pada sisi bagian timur dan selatan pulau. Sedimentasi terjadi di barat daya karena di barat daya terdapat beberapa pulau melindungi dari arus dan gelombang agar tidak terjadi abrasi.
Abrasi di Pulau Dewakang kecil terjadi pada timur dan selatan. Hal ini terjadi karena Gelombang yang masuk pada bagian tenggara dan selatan tidak memiliki penghalang seperti pada bagian timur yang terdapat Pulau Bangkauluang. Akibatnya, gelombang yang terjadi langsung mengikis garis pantai yang ada di Pulau Dewakang Kecil.


Salah satu cara untuk mengatasi abrasi di Pulau Dewakang kecil yaitu dengan membangun breakwater. Breakwater dipilih karena jenis pantainya merupakan tipe pantai berpasir dan kemiringan yang landai dan berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak di belakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan abrasi pantai. Perlindungan ini disebabkan karena energi gelombang yang sampai di perairan belakangnya menjadi berkurang. Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lainnya. Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan breakwater (permukaan halus dan kasar, lulus air dan tidak lulus air) dan geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi dan puncak bangunan). Setelah beberapa tahun ke depan pembangunan breakwater akan mengakibatkan munculnya tombolo. Tombolo merupakan tanggul pasir alami yang terbentuk sebagai daratan yang akan terhubung dengan breakwater. Dengan terbentuknya tombolo akan menambah garis pantai sebelumnya terabrasi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar